Diantara ribuan manusia, aku menemukan "dia". Tatapan yang sederhana, namun mampu membuat dunia terasa lebih tenang. Kami dipertemukan bukan karena kebetulan, tetapi karena semesta merestui doa-doa yang kita panjatkan diam-diam.
Sejak saat itu, aku tahu, "dia" adalah bagian dari takdir yang telah lama kucari.
2016, Dari tatap yang tak disengaja, tumbuhlah percakapan hangat yang sederhana. Dari sekedar pertemanan, hadir kenyamanan. Perlahan, rasa itu tumbuh menjadi cinta dan harapan.
2024, kami menulis bab baru. Kisah yang tak lagi sekedar mimpi dan harapan, namun salah satu bentuk perwujudan cinta. Perjalanan ini mungkin tak selalu mudah, namun di setiap langkah, terselip jari tangan yang menggenggam erat, hangatnya memberikan arti bahwa perjalanan kali ini bukan sekedar tumbuh bersama, namun saling menyempurnakan.
Hingga kami menemukan satu hal yang sama, yakni keinginan untuk terus melangkah, bersama.
Dengan kehendak-Nya, kami memilih untuk saling menggenggam, mewujudkan cinta yang abadi dalam ikrar suci pernikahan.
Berguru dari setiap luka, merayakan setia tawa yang menguatkan cinta. Hari ini, aku memilih "dia", sekali, dua kali, dan akan terus memilih "dia". Hingga akhir dari cerita alam semesta.